Salah satu penampilan dipenutupan Sosiologi Camping (Soscamp). (Foto: Istimewa) |
Mahasiswa Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) harus siap kapanpun dan di manapun sebagai agen perubahan sosial. Hal tersebut diucapkan oleh Luluk Dwi Kumalasari, M.Si. selaku Ketua Prodi Sosiologi UMM pada penutupan Sosiologi Camping (Soscamp). Adapun kegiatan ini diselenggrakan oleh Himpunan Mahasiswa Sosiologi (Himasos) pada akhir Desember berlokasi di Desa Sumberejo, Batu.
Luluk, sapaan akrabnya mengatakan soscamp menjadi sebuah forum pengenalan prodi kepada mahasiswa baru. Melalui forum ini, peserta mendapatkan gambaran selama bagaimana menjadi seorang mahasiswa. Selain itu juga sebagai awal praktek mahasiswa baru melakukan riset sosial dengan terjun langsung di tengah masyarakat. Meski sempat vakum karena pandemi, Soscamp akhirnya bisa kembali terlaksana demi menempa pemuda menjadi penggerak dan problem solver.
“Dengan kegiatan ini, maka Sobat Sosio bisa mengambil manfaat yakni mengenal bagaimana menjalankan sebuah riset dan program akademik. Pun dengan materi-materi terkait pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan sehingga mampu memberikan solusi dan manfaat,” pungkasnya.
Baca juga: Start Energi dan Pertanian: Kerjasama UMM-Jember Langsung Tancap Gas
Menariknya, Soscamp ini ditutup dengan iringan pentas seni yang bekerjasama dengan warga setempat. Sumberreko juga dinilai memiliki karakter unik yakni budaya kerelawanan dan seduluran. Warganya juga terkenal dengan adab yang dijunjung tanpa memandang perbedaan.
Rachmad Kristiono, P.hD. selalu pemateri menilai, keunikan itulah yang dijadikan objek peneitian atau riset mahasiswa dalam Soscamp. Kemudian dijadikan bahan atau acuan pada perkembangan desa.
Ia berharap Soscamp dapat memacu keingintahuan dan daya kritis mahasiswa. Dengan begitu, sebutan agent of change tidak hanya menjadi bualan belaka.
“Nilai saling membersamai dalam desa ini menjadi ciri khas menarik. Tentu harapan saya yaitu agar mahasiswa sosiologi bisa sadar dan empati ketika berada di tengah masyarakat,” katanya.
Baca juga: Tahun Baru Makan Makanan Bakar? Awas Bahaya, Ini Kata Pakar UMM
Hal serupa juga disampaikan oleh Omilrio Sankha, Ketua Umum Himasos UMM. Ia mengatakan bahwa Soscamp 2022 mengangkat tema “Menumbuhkan Jiwa Sosial Melalui Nilai Kekeluargaan dan Intelektual Mahasiswa Sosiologi UMM”. Melalui tema ini, para peserta didorong untuk menumbuhkan rasa empati, diiringi dengan pemikiran intelektual yang kuat.
Salah satu skill yang dipelajari di sini adalah kemampuan survei. Yakni dengan mewawancarai masyarakat untuk mendapatkan data. “Melalui rasa empati tersebut, muncul rasa kekeluargaan yang menjadi bahan bajar untuk berkontribusi,” pungkasnya. (haq/wil)