Community Chain, Solusi dari Dosen UMM di Tengah Pandemi
Author : Humas | Jum'at, 16 Juli 2021 09:56 WIB
|
Community chain jadi salah satu solusi di tengah pandemi. (Foto: Two Bagus Humas) |
Beberapa hari terakhir, masyarakat dihujani dengan berbagai berita kenaikan angka covid di Indonesia. kenaikan secara drastis ini menyebabkan berbagai Rumah Sakit rujukan di Jawa dan Bali menjadi over kapasitas. Ditambah lagi dengan persediaan oksigen yang menipis di beberapa daerah. Akibatnya para pasien penderita covid -19 belum mendapatkan pertolongan yang tepat dengan maksimal, bahkan beberapa pasien meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumah.
Ditanya ihwal tersebut, Muhammad Muslih, S.Kep., NS., M.Sc., dosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memngatakan bahwa kenaikan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama adalah kesiapan dari lintas sektor dalam menghadapi pandemi yang dirasa masih kurang. Kemudian yang kedua yakni masyarakat Indonesia yang kurang menaati protokol kesehatan.
“Dengan semakin maraknya berita-berita hoaks, membuat pemerintah dan sektor kesehatan kewalahan dalam mengedukasi masyarakat. Saya pikir waktu satu setengah tahun belum cukup bagi negara kita untuk beradaptasi terhadap pandemi,” ucap Muslih.
Dosen kelahiran Tuban ini kembali menjelaskan bahwa dalam penanganan pandemi, Indonesia kurang memperhatikan community chain. Padahal community chain berperan penting dalam proses penyebaran penyakit dan menjadi kunci utama untuk menangani pandemi. Dengan memperhatikan aspek ini, pemerintah dapat menerapkan strategi yang tujuannya untuk memutus persebaran di berbagai aspek kehidupan.
“Community chain yang saya tekankan disini lebih mengarah pada konektivitas antar unsur yang ada dalam komunitas atau masyarakat. Taiwan adalah salah satu negara yang berhasil mengatasi pandemi dengan memperhatikan community chain. Rantai komunitas yang ada di Taiwan memiliki penaruh yang cukup signifikan mulai dari ditemukan kasus, tracking, sampai ke program pencegahan,” ungkap ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan tersebut.
Untuk menghadapi pandemi yang semakin parah ini, Muslih berkata ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat. Pertama adalah kewaspadaan, Jangan meremehkan keadaan dan persiapkan untuk kemungkinan terburuk. Kedua adalah belajar dari pengalaman. Masyarakat sudah lebih dari satu setengah tahun hidup bersama pandemi, sekarang harusnya sudah banyak belajar dari kondisi yang telah di lalui atau dari negara-negara lain yang sukses dalam penanganan Covid-19.
Adapula yang ketiga, pemerintah juga dirasa perlu menambah kecepatan, baik dalam aspek penanganan maupun informasi terkait Covid-19. Terakhir yakni transparansi terkait akses informasi untuk khalayak luas. “Selain itu perlu adanya kolaborasi yang stratgeis pada lintas kementerian dan departemen. Layanan kesehatan juga harus bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Terakhir, masyarakat juga dihimbau agar jangan mudah percaya pada berita hoaks yang menyesatkan,” pungkasnya. (syi/wil)
Shared:
Komentar