Acara webinar BISINDO Deaf Talk oleh mahasiswa UMM (Foto : Istimewa) |
Peduli untuk terus menumbuhkan rasa inklusivitas di tengah masyarakat, lima orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan wadah edukasi untuk kampanyekan hidup bersama teman-teman disabilitas.
Tergabung dalam program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM), lima mahasiswa ini berfokus untuk memberikan wadah dan akses kepada teman tuli untuk mengekspresikan diri. Selain itu, platform yang diberi nama deaf.talk ini juga media untuk mengedukasi masyarakat.
“deaf.talk ini memiliki dua tujuan utama, pertama untuk menjadi wadah teman tuli berkarya. Kedua, sebagai media untuk kami mengedukasi masyarakat tentang pentingnya belajar isyarat,” jelas Nadila Apriola.
Baca juga : Mantapkan Kampus Merdeka, UMM Kerjasama dengan P.T. Charoen Pokhand Indonesia
Selain Nadila, kelompok PMM yang beranggotakan Alethea Sugiharto Wijaya, Aulia Norva'izah, Nenden Anita, dan Aulia Rachma juga mengadakan webinar Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) Deaf Talk pada Sabtu-Minggu (16-17/1).
Nadila bercerita bahwa webinar ini merupakan salah satu cara untuk membangun pandangan positif masyarakat kepada para disabilitas khususnya teman tuli.
“Ketika masyarakat bersinggungan atau berkomunikasi dengan teman tuli, beberapa orang tanpa sadar melakukan diskriminasi. Diskriminasi ini dilakukan karena masyarakat belum paham mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan para teman tuli,” kata mahasiswi kelahiran Sukabumi ini.
Baca juga : Bangun Industri Halal, UMM Adakan Pelatihan Auditor Halal Muhammadiyah
Walaupun menemukan banyak kendala dalam proses persiapan webinar, BISINDO Deaf Talk dapat terselenggara dengan menghadirkan Laksita Pramanasari dan Rofi Miftahul Amin sebagai Juru Bahasa Isyarat (JBI).
“Acara webinarnya berlangsung dengan lancar walaupun di awal kegiatan kami memang menemui kendala. Namun, akhirnya kami menggandeng komunitas Tuli Mendongeng untuk mengisi materi di acara webinar tersebut,” lanjut Aulia.
Lebih lanjut, Aulia berharap berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh timnya dapat memberikan dampak secara luas kepada masyarakat khususnya bagi teman tuli.
“Kami berharap kegiatan ini dapat mendekatkan masyarakat dan teman tuli, terutama dalam hal komunikasi. Kami juga berharap diskriminasi kepada teman tuli akan berakhir setelah masyarakat mengetahui cara berkomunikasi yang baik,” tandasnya. (syi/nis)