Mahasiswa UMM beri pelatihan pembuatan suvenir (Foto: Istimewa) |
Kembangkan potensi Desa Wisata Anggrek, tim dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) beri pelatihan pembuatan suvenir. Program yang tergabung dalam Pengabdian kepada Masyarakat tersebut berlangsung selama lima bulan yakni Juli-November 2021 di Desa Dadaprejo, Kec. Junrejo, Kota Batu.
Salah satu anggota tim, Moh. Mirza Nuryady, S.Si., M.Sc, mengatakan bahwa suvenir buatan timya berasal dari bunga anggrek yang dikeringkan. Pemilihan bunga anggrek sebagai cinderamata ini dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya yang Sebagian besar terbuang. Ia bercerita bahwa bunga anggrek yang telah mekar hanya bertahan selama dua minggu sampai satu bulan saja. Sementara itu penjualan tanaman anggrek cukup sulit karena harganya yang tergolong mahal.
“Sayang sekali melihat bunga-bunga tersebut layu begitu saja. Karena hal itu, tim kami mengawetkan bunga anggrek yang sudah tua menggunakan resin dan menjadikannya sebagai buah tangan bagi pengunjung maupun orang-orang di media sosial,” ujar Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi itu.
Bersama Diani Fatmawati, S.Pd., M.Pd, Tutut Indria Permana, M.Pd, dan dua mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi, Mirza tidak hanya mengajarkan pembuatan souvenir saja. Mereka juga memberikan berbagai pembinaan dan materi terkait bagaiamana memasarkan produk tersebut. Mulai dari pemsaran secara konvensional maupun dengan menggunakan teknologi digital melalui media sosial atau market place.
Adapun saat pelatihan, tim ini berfokus untuk mengajari dan mendampingi Karang Taruna dan Asosiasi Petani Anggrek. “Pelatihan ini mencakup lima tahapan yaitu, pemilihan anggrek, pengeringan, pemberian resin, pencetakan, dan yang terakhir pemasaran. Sampai saat ini, kami menggunakan pemasaran online menggunakan Instagram dan Tiktok dengan metode pre-order (PO),” kata Mirza.
Mirza juga menuturkan bahwa pihaknya juga sudah mengikuti berbagai kegiatan dari Asosiasi Pecinta Anggrek. Utamanya dalam aspek pemasaran produk. Terbaru, mereka telah memasang tenant selama seminggu mulai dari tanggal 7-14 November di salah satu acara Asosiasi Pecinta Aggrek.
Di akhir wawancara Mirza menyampaikan bahwa tujuan program ini adalah untuk meningkatkan potensi-potensi desa wisata anggrek yang belum dikembangkan oleh masyarakat. Selain itu juga berupaya memanfaatkan bunga anggrek layu yang biasanya dibuang menjadi satu produk ekonomis yang bsisa dijual. “Kami tentu berharap dengan adanya kegiatan pelatihan ini, akan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Desa Dadaprejo sehingga menjadi warga yang mandiri dan mampu memanfaatkan peluang serta potensi,” pungkasnya. (syi/wil)