UMM Langsungkan UTBK FK-Farmasi dengan Prokes dan Keamanan Ketat
Author : Humas | Senin, 16 Agustus 2021 10:24 WIB
|
Prokes dan keamanan ketat dalam gelaran UTBK FK-Farmasi UMM. (Foto: Wildan Humas) |
Setelah diundur beberapa kali karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akhirnya digelar. Ujian yang dilaksanakan untuk menyeleksi calon mahasiswa baru Fakultas Kedokteran dan Farmasi ini memiliki dua format yakni daring dan luring. Adapun gelaran yang dilangsungkan pada 10-15 Agustus ini diikuti oleh 997 peserta Kedokteran dan 220 untuk Farmasi.
Dr. Ir. Suwarsono, MT. selaku ketua pelaksana UTBK mengatakan bahwa ujian gelombang dua ini dilakukan dengan protokol kesehatan yang lebih ketat dari sebelumnya. Hal ini tidak lepas dari pelaksanaannya yang masih berada di dalam PPKM. "Seharusnya ujian ini dilangsungkan pada akhir Juli lalu namun diundur karena ada PPKM. Kemudian diundur kembali karena adanya perpanjangan pembatasan tersebut. Hingga akhirnya kami selenggarakan pada beberapa hari ini," tegasnya.
Dijelaskan Suwarsono, beberapa hal yang dilakukan yakni dengan menyediakan masker, pengecekan suhu, handsanitizer, sarung tangan medis dan lainnya. Jumlah peserta dalam satu ruangan juga dikurangi yakni tidak lebih dari sepuluh orang. "Kami juga menyiapkan metal detector untuk meminimalisir kecurangan. Pun bekerja sama dengan kepolisian untuk memeriksa ruangan maupun peserta," tuturnya.
Terkait format ujian yang disediakan, ia menjelaskan ada dua yakni luring dan daring. Adapun kebijakan ujian daring ini diambil dan diperuntukkan bagi mereka yang berada di rayon merah Covid-19. Mereka diwajibkan untuk menggunakan satu laptop atau komputer dan dua kamera. "Satu kamera untuk merekam gambar peserta dan satu lagi utuk merekam keadaan sekitar. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan adanya joki. Porsi peserta yang diterima dari kedua format ini juga dibedakan nantinya," tambahnya.
Terakhir, Suwarsono berharap ujian gelombang dua Fakultas Kedokteran dan Farmasi UMM ini bisa menyeleksi dan mendapatkan mahasiswa baru yang berkualitas. Hingga nantinya bisa melahirkan lulusan-lulusan yang menebar manfaat bagi masyarakat luas.
Sementara itu, salah satu peserta UTBK Sintia Rahmawati mengatakan bahwa sebelum masuk ruangan, ia harus melewati deretan protokol kesehatan. Di samping itu juga harus melewati pengecekan keamanan dengan metal detector. "Protokol kesehatan dan keamanannya cukup ketat. Hanya ada segelintir peserta ujian saja di ruangan saya," tuturnya.
Calon mahasiswa asal Kabupaten Bintuni, Papua Barat ini mengaku bahwa perjuangannya untuk bisa mengikuti tes luring ini cukup panjang. Dari kediamannya, ia harus menempuh waktu selama tujuh jam. Kemudian terbang menuju pulau Jawa dan sampai di Malang. "Kebetulan saya ditemani oleh ayah saya. Semoga perjuangan saya berbuah manis dan diterima sebagai mahasiswa baru Fakultas Kedokteran UMM," pungkasnya. (wil)
Shared:
Komentar