Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang sedang menjelaskan kerjasama Indonesia-Jepang (Foto : Istimewa) |
Saat ini Indonesia sedang menuju momentum bonus demografi, di mana angka usia produktif di Indonesia lebih banyak daripada usia non produktif. Namun sampai saat ini tenaga kerja tidak dapat terserap secara maksimal. Melihat hal tersebut, Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan seminar karir peluang kerja di Jepang pada Sabtu (06/02) melalui kanal zoom dan youtube Vokasi UMM.
Dalam sambutannya Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Ir. Heri Akhmadi mengatakan sejak tahun 2019, Indonesia dan Jepang telah menjalin kerja sama melalui Memorandum of Cooperation (MOC). Kerja sama ini memungkinkan Indonesia untuk mengirim 350.000 tenaga kerja ke Jepang.
“Dalam kerja sama ini, Indonesia menargetkan untuk mengirim 20% dari total jumlah kuota. Sebanyak 70.000 tenaga kerja Indonesia akan dikirim ke Jepang dalam kurung waktu 4-5 tahun. Namun pengiriman tenaga kerja harus sesuai dengan 14 kategori Specified Skilled Worker (SSW) yang telah ditetapkan oleh Jepang. 14 kategori tersebut meliputi bidang pertanian, Industri perkapalan, Industri penerbangan, bidang teknologi dan sebagainya,” ujarnya.
Baca juga : deaf.talk Media Mahasiswa Dekatkan Masyarakat dengan Teman Tuli
Heri menjelaskan bahwa tenaga kerja Indonesia di Jepang biasanya masuk melalui dua jalur, Economy Partnership Agreement (EPA) dan pemagang. Dengan adanya SSW ini para tenaga kerja Indonesia dapat memperoleh posisi dan kompensasi yang lebih tinggi dibanding jalur pemagang.
“Dalam program SSW ini para tenaga kerja dituntut untuk memiliki salah satu keahlian di 14 bidang tersebut. Selain itu para tenaga kerja juga harus lolos dalam tes bahasa Jepang di tingkat N4. Karenanya posisi dan kompensasi yang diberikan juga tinggi. Para tenaga kerja juga akan dikontrak selama lima tahun. Ini merupakan peluang yang sangat besar bagi tenaga kerja di Indonesia,” lanjut Heri.
Baca juga : Mantapkan Kampus Merdeka, UMM Kerjasama dengan P.T. Charoen Pokhand Indonesia
Di sisi lain Rektor UMM Dr. Fauzan M.Pd mengatakan program ini menjadi harapan bagi orang-orang yang membutuhkan pengalaman kerja di luar negeri, khususnya di Jepang. Permasalahan yang dihadapi Indonesia sekarang, adalah meningkatkan komitmen untuk mengasah keterampilan agar dapat mengisi keempat belas bidang SSW tersebut.
“Saya berharap selain membuahkan hasil yang maksimal, seminar ini juga akan melahirkan keputusan-keputusan positif dalam rangka menanggapi tawaran Ir. Heri Akhmadi melalui UMM,” katanya.
Dalam acara ini turut hadir pula Presiden Direktur PT. OS Selnajaya Indonesia Satoshi Miyajima, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud RI Wikan Sakarinto,S.T.,M.Sc.,Ph.D., Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Ramliyanto, SP. MP., dan Sobbarudin Subekti, Amd. Perawat di Sangenjaya Hospital Setagaya Tokyo, Alumni D3 Keperawatan UMM sebagai pembicara seminar. (syi/sil)